Sesuai postingan Ayu Dominata di re8el dan FLP Depok
Temen-temen sekalian pada Pertemuan I Batre 9 yang berlangsung pada Minggu, 5 Desember 2010 sejumlah materi disampaikan oleh Mb Iva Afianty kepada Peserta, terutama materi Fiksi karena memang itulah porsi Mb Iva dalam Pertemuan I Batre 9 ini. Materi fiksi yang disampaikan beliau terutama seputar penulisan novel dan cerpen. Namun begitu dalam perjalanannya ada juga materi tambahan lain yang diselipkan Mb Iva masih seputar kepenulisan.
Dari sejumlah materi yang disampaikan Mb Iva Afianty mulai Pukul 09.00 – 11.00 WIB maka dibawah ini kami buatkan ringkasannya.
Berikut ringkasan materi kepenulisan dalam Pertemuan I Batre 9 bersama Mb Iva Afianty
Rumah Cahaya 5 Desember 2010 :
Kunci utama menulis Novel atau Cerpen (Tulisan Fiksi)
1. Tulislah apa yang anda tahu, anda suka, dan anda inginkan
2. Hidupkan tokohnya. Maksudnya seorang penulis karya Fiksi yang baik harus mampu membuat karakter tokoh dalam tulisannya seolah-olah hidup, ceria atau sedih sesuai kebutuhan. Sebuah karya fiksi tanpa tokoh maka akan gugur karya fiksi itu.
3. Tanamkan pemikiran : Penulis adalah ”Tuhan” bagi karyanya. Maksudnya menjadi penulis adalah sesuatu yang prinsipil atau sangat pribadi bagi masing-masing individu. Anda bebas membuat tulisan seperti yang anda inginkan, tanpa ada yang berhak mengintervensinya karena anda adalah ”Tuhan” tulisan anda. Dengan catatan, tetap bersandar pada norma dan nilai yang ada. Lebih khusus misalnya soal jalan cerita karya anda, seperti apa jalan cerita yang akan anda buat itu hak anda.
4. Seorang penulis harus banyak membaca, menulis, mereview karena seorang penulis yang baik adalah juga harusnya seorang pembaca yang baik
5. Untuk Cerpen : 3 Paragraf pertama harus menarik, kalau tidak Say Good Bye untuk karya anda, sementara untuk Novel, Bab pertama harus menarik.
Selanjutnya materi dilanjutkan dengan Tips Bagaimana Menghidupkan Tokoh, Mb Iva membagi kurang lebih ada 5 poin penting yang harus diperhatikan agar tokoh dalam karya fiksi dapat hidup, yaitu :
1. Buat Foto Karakter (CV)
Maksudnya sebelum menulis karya fiksi (novel/cerpen) ada baiknya masing-masing tokoh dibuat spesifikasi ciri-cirinya seperti sifat, kebiasaan, dll yang membedakan antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lain. Yang mana ciri-ciri ini nantinya akan menjadi patokan penulis dalam membuat jalan cerita. Dan harus konsisten. Jangan sampai si ”A” misalnya dalam foto karakter dijelaskan orangnya manis, lembut, dan pemaaf namun pada saat menceritakan penulis justru membuat yang sebaliknya.
Contoh : Elang, Elang adalah lelaki baik hati yang suka menabung..bermata tajam dan bla bla bla...
2. Tentukan Setting (Latar belakang cerita )
Misalnya suatu kejadian terjadi pada tempat ini pada waktu ini dst..
3. Buat Konflik (Pertentangan tokoh)
Konflik dalam karya fiksi semacam ”garam” yang membuat cita rasa tulisan menjadi lezat. Tanpa konflik sebuah karya fiksi akan kehilangan nyawanya.
Konflik bisa berupa konflik internal tokoh, misalnya ceritakan konflik pribadi sang tokoh, bisa juga konflik antar tokoh ( konflik tokoh satu dengan tokoh2 lainnya), atau konflik bisa juga dibuat antara tokoh dengan lingkungan sekitarnya.
Mb Iva menjelaskan konflik ini sebaiknya dibuat setiap penggantian adegan, jika bukan konflik minimal tanda-tanda menuju konflik, yang mana itu akan di finishing di akhir cerita atau BAB. Ini penting karena konflik inilah daya tarik cerita yang akan membuat pembaca terus mencari tahu kelanjutan cerita tulisan anda. Penulis diharapkan juga sabar dalam mengakhiri konflik, jangan buru-buru, penulis harus pandai menarik ulur konflik sebagai daya tarik cerita.
4. Buat ”Suspense” (Kejutan)
Kejutan dalam cerita biasanya sangat disukai oleh pembaca. Siapa sih yang tidak mau dikasih hadiah? Maka dari itu penulis yang baik harus pandai membuat Suspense sebagai semacam hadiah/kejutan untuk pembaca. Misalnya : dalam cerita pencopet ternyata paman tokoh utama dll
5. Ending (Penuntasan semua cerita)
Ending juga terbagi dua ada Open Ending (Ending Terbuka) atau Close Ending (Ending tertutup). Ending terbuka adalah penutup cerita yang secara terang-terangan menceritakan bagaimana perjalanan tokohnya secara detil sampai akhir. Sementara close ending adalah penutup cerita yang menggantung. Cerita sengaja dibuat menggantung untuk membuat pembaca menyimpulkan sendiri bagaimana akhir ceritanya.
Kemudian Mb Iva Afianty mengingatkan bahwa kita di FLP adalah penulis “Plus”. Selain penulis kita adalah Da’i yang wajib menyampaikan nilai-nilai kebaikan dalam tulisan kita. Kita harus pandai menyelipkan nilai-nilai itu namun dengan bahasa yang indah tidak terkesan menggurui. Intinya seni bagaimana menyampaikan sebuah pesan.
Diakhir materi Mb Iva mengingatkan bahwa penulis yang baik adalah penulis yang mempunyai integritas.
Integritas penulis tersebut adalah sebagai berikut ;
1. Penulis harus menjaga kontinuitas (kuantitas) dalam menulis
2. Penulis harus menjaga kualitas tulisan dan kalau bisa selalu meningkat setiap waktu
3. Harus bisa memaintanace umur kepenulisan dengan mengkader
4. Menulislah selalu dengan hati, pintar saja tidak cukup untuk membuat tulisan yang
berkualitas dan bernilai untuk kebaikan banyak orang.
5. Kita adalah Da’i jadi sampaikanlah nilai-nilai kebaikan dimanapun anda berada dan pada
apapun tulisan yang anda buat.
Demikianlah kurang lebih materi kepenulisan yang disampaikan Mb Iva Avianty dalam Pertemuan I Batre 9 tanggal 2010.
Semoga ringkasan ini bermanfaat untuk kita semua.
Wassalam
Panitia Batre 9
Ayurisya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar